Monday 28 July 2014

5 Penemuan Dimasa Depan Yang Menakjubkan


Berikut 5 penemuan besar masa depan yang menakjubkan, dikutip dari ide2gue.blogspot.com
1. Global Municipal Wi-Fi

Municipal Wi-Fi adalah konsep perubahan satu kota secara keseluruhan menjadi sebuah Zona Akses Nirkabel, dengan tujuan akhir yaitu membuat akses nirkabel terhadap Internet menjadi sebuah pelayanan universal. Hal ini biasanya dilakukan dengan memberikan broadband kota via Wi-Fi kepada bagian-bagian besar atau semua bagian dari satu area kota dengan menyebarkan sebuah jaringan sirat nirkabel. Rancangan penyebaran tersebut menggunakan ratusan router yang tersebar di tempat terbuka. Operator jaringan tersebut bertindak sebagai penyedia layanan internet nirkabel.
Dapatkah hal ini tercipta? Sebetulnya, teknologi ini telah ada di berbagai kota di seluruh dunia. Namun, tidaklah cukup umum untuk dianggap mainstream. Biasanya, sebuah perusahaan swasta bekerja sama secara erat dengan pemerintah setempat untuk membangun jaringan semacam itu dan mengoperasikannya. Financing biasanya dilakukan baik oleh perusahaan swasta tersebut maupun pemerintah kota. Setelah beroperasi, layanan tersebut bisa gratis, yang didukung oleh iklan, dikenakan biaya bulanan per user atau beberapa kombinasi tertentu.
2. Terowongan Bawah Laut (Transatlantic Tunnel)

Transatlantic Tunnel (Terowongan Bawah Laut yang Menghubungkan Amerika Eropa) adalah sebuah rencana untuk menghubungkan Benua Amerika dan Eropa melalui terowongan bawah laut. Terowongan ini mungkin dapat dibuat, mengingat sebelumnya juga sudah ada Euro Tunnel yang menghubungkan Inggris dan Eropa. Tetapi Transatlantic Tunnel menggunakan konstruksi yang berbeda dengan Euro Tunnel. Euro Tunnel menggunakan terowongan yang menembus lapisan dasar laut (di bawah tanah di dasar laut), tetapi Transatlantic Tunnel menggunakan terowongan yang melayang di lautan dengan ribuan kabel penyangga yang ditanamkan di dasar laut.
3. Kolonisasi Samudera

Kolonisasi samudera adalah teori dan praktek pemukiman manusia secara permanen di lautan. Pemukiman semacam ini bisa mengapung di atas permukaan air, atau aman sampai ke dasar laut, atau berada di tengah-tengahnya. Keuntungan dari kolonisasi samudera ini mencakup perluasan area yang dapat dihuni dan mengembangkan akses sumber daya. Pelajaran yang diambil dari kolonisasi ini dapat diterapkan kepada kolonisasi ruang angkasa. Samudera lebih mudah untuk dikolonisasi dibanding ruang angkasa.
Dapatkah hal ini dilakukan? Ya, namun kenyataan-kenyataan ekonomi harus dipertimbangkan. Agar dapat bisa ditopang sendiri, koloni yang bersangkutan harus bertujuan untuk memproduksi sesuatu yang memegang keuntungan komparatif yang dapat diambil dari samudera terkait. Meskipun dapat menghemat biaya pembelian lahan, namun pembangunan struktur yang mengapung di samudera tersebuka membutuhkan biayanya sendiri. Salah satu kemungkinan yang paling realistis adalah pengiriman listrik dari energi pasang surut.
4.Bionika

Bionika adalah sebuah istilah yang mengacu kepada aliran gagasan dari biologi sampai teknik dan sebaliknya. Dengan demikian, ada dua sudut pandang yang sedikit berbeda berkenaan dengan arti kata tersebut. Di bidang kedokteran, Bionika berarti pergantian atau perbaikan organ-organ atau bagian tubuh lainnya oleh versi-versi mekanis. Penanaman bionik berbeda dengan bagian badan buatan belaka dengan meniru fungsi aslinya dengan sangat persis, atau bahkan mengunggulinya.
Di bidang teknologi, Bionika mengacu kepada perkembangan teknologi-teknologi tertentu yang menduplikasikan adaptasi biologis terhadap lingkungan. Contohnya adalah rangka kapal yang menduplikasi kulit seekor lumba-lumba, atau sonar, radar, dan pencitraan ultrasuara medis yang menirukan echolocation kelelawar.
Di Indonesia sendiri Bionika dalam bidang kedokteran telah dikembangkan. Bionika adalah natur sains baru asli dari Indonesia, dibangun sejak 1974 dari riset (eksperimen) sehingga pengetahuan ini dilandaskan pada bukti yg didapat dari percobaan. Pengetahuan ini bertujuan untuk mempelajari semua fenomena metafisik (mistis, magis, supranatural, mukjizat) dengan pemikiran saintifik bukan dengan pemikiran mitologi maupun berdasarkan kepercayaan/religi tertentu.
Landasan utamanya ialah fisika dikombinasikan dengan biologi (fisiologi) dan psikologi. Dengan pengetahuan tersebut kita bisa mengaplikasikan atau implementasikan dalam banyak persoalan. Salah satu aplikasi (implementasi) teori bionika adalah, misalnya, dalam penyembuhan. Penyembuhan ini dinamakan bionic recovery (penyembuhan bionik). Efeknya yang seolah aneh, ajaib, & sulit dipahami, menyebabkan penyembuhan ini disebut dengan banyak nama sesuai anggapan, kepercayaan, dan keyakinan tiap orang. Ada yg menyebut penyembuhan metafisik, penyembuhan reiki, penyembuhan mistis, penyembuhan mukjizat, dsb.
5. Anti-Gravitasi

Anti-gravitasi adalah gagasan penciptaan sebuah tempat atau obyek yang bebas dari gaya gravitasi. Anti-gravitasi bukan berarti kurangnya beban di bawah gravitasi yang dialami di dalam penerjunan bebas atau orbit, atau penyeimbangan tekanan gravitasi dengan tekanan lainnya, seperti elektromagnetisme atau daya angkat aerodinamis.
Anti-gravitasi bukan berarti melawan tekanan gravitasi dengan tekanan yang berlawanan dari alam yang berbeda, seperti balon helium; malah, anti-gravitasi mendorong penyebab-penyebab dasar tekanan gravitasi agar dibuat tidak ada atau pun tidak dapat berlaku bagi tempat atau obyek melalui jenis intervensi teknologis tertentu. Terapan-terapan praktis dari antigravitasi dimulai dari pengurangan biaya transportasi sampai ke manipulasi gravitasi di dalam ruang.
Dapatkah ini diciptakan? Jawaban singkatnya adalah tidak. Namun, ada teori-teori yang menunjukkan eksistensi tersebut, atau setidaknya peluang antigravitasi. Salah satu teori paling umum adalah efek Biefeld-Brown. Efek ini secara teknik bukan antigravitasi, namun merupakan duplikasi dari efek-efek tersebut. Pada dasarnya, sejumlah besar ion yang diisi positif ditarik ke elektroda halus negatif, dimana ion-ion tersebut dinetralisir lagi. Di dalam prosesnya, ribuan dampak terjadi antara ion-ion yang diisi tersebut dengan molekul-molekul udara netra di dalam celah udara, yang menyebabkan sebuah perpindahan momentum di antara keduanya, yang menciptakan sebuah tekanan jaringan berarah pada susunan elektroda.

10 KEUNIKAN AUSTRALIA


Australia salah satu negara dengan penduduknya yang multikultur. Di negeri kangguru ini kita dapat menemukan masyarakat dari berbagai negara di dunia seperti Afrika, Asia, bahkan Amerika Selatan. Australia yang merupakan negara terbesar keenam di dunia, memiliki keunikannya tersendiri mulai dari sosiologi, geografi dan sebagainya. Berikut 10 keunikan tentang Australia yang dikutip daribagusseven.blogspot.com
1. Memiliki Pagar Dingo Terpanjang di Dunia

Dingo merupakan salah satu hewan liar yang banyak terdapat di Australia, saking liarnya mereka sangat ditakuti oleh para peternak domba wol. Dingo seringkali mencuri dan memangsa domba-domba di ladang, sehingga membuat rugi para peternak dan pembuat kain wol. Untuk mencegah kerugian dan pencurian domba, maka pemerintah Australia membangun pagar tinggi guna mengarantina Dingo sehingga tidak mendekati ladang dan peternakan masyarakat. Tidak tanggung-tanggung pagar tersebut dibangun sepanjang 5,614 Km yang mulai dibangun pada 1880’an hingga 1885. Namun pada faktanya pada 1990’an ditemukan banyak lubang-lubang di bawah pagar terpanjang di dunia tersebut.
2. Flying Doctor (Layanan Kesehatan Dokter Terbang)

Sama seperti halnya Indonesia yang memiliki masyarakat di pelosok bahkan di pulau-pulau terpencil, pemerintah Australia melalui departemen kesehatannya mengadakan layanan ‘dokter terbang.’ Dengan menggunakan pesawat kecil, para dokter diterbangkan menuju tempat-tempat di pelosok Australia. Royal Flying Doctor Service of Australia, merupakan lembaga non-profit yang membantu masyarakat yang kesulitan mendapatkan layanan kesehatan ke rumah sakit. Uniknya, layanan dokter terbang ini telah menjadi ikon Australia.
3. Rumah Bagi Jutaan Domba

Pada tahun 2000 menurut survey terdapat 120 juta domba yang ada di Australia. Hal ini merupakan dampak dari menurunnya permintaan benang wol. Sehingga dapat dikatakan populasi domba di Australia lebih banyak daripada manusianya.
4. Canberra Sebagai Ibu kota Australia

Banyak orang yang terkecoh dengan menyebutkan Sydney merupakan ibu kota dari Australia. Padahal sebenarnya pada 1908 Canberra, pemilihan tersebut mengalahkan dua kota terbesar yang menjadi saingannya, Sydney dan Melbourne. Meski kota yang berjarak 248 Km dari Sydney dan 483 Km dari Melbourne sebelumnya tidak dipersiapkan menjadi ibu kota Australia.
5. Peternakan Terbesar di Dunia

Fakta berikutnya mengenai Australia adalah memiliki peternakan sapi terbesar di dunia. Peternakan tersebut berada di wilayah selatan Ausralia, tepatnya di Anna Creek dengan luas area 34.000 Km3 yang sekaligus mengalahkan peternakan sapi terbesar di Belgia. Sebagai perbandingan, sebuah peternakan sapi di Amerika Serikat saja hanya memiliki luas 6.000 Km3. Anna Creek memiliki 16.000 ekor sapi, namun karena jumlahnya terlalu banyak, maka dikurangi hingga 2000 ekor sapi.
6. Gunung Salju di Australia Lebih Bersalju Dari Alpen di Swiss

Setiap musim dingin Pegunungan Alpen (salju) di Australia mendapatkan salju yang lebih banyak daripada Alpen di Swiss. Setiap pegunungan salju di Australia mulai dari wilayah timur hingga selatan, memiliki wilayah bersalju lebih banyak. Bahkan terbentang lebih dari 3.500 Km dari uta ke selatan Queensland, New South Wales dan Victoria.
7. Bangunan Organis Terbesar di Dunia

Fakta memperlihatkan bahwa Australia memiliki benteng karang yang terbesar di dunia, dan itu menjadikannya sebagai bangunan organik (alami). karang pantai tersebut membentang sepanjang 2.000 Km di Pesisir Queensland, Australia. Menjadikan kawasan Queensland menjadi salah satu wisata pantai yang menarik di Australia.
8. Sydney’s Opera House (Rumah Opera di Sydney)

Sydney Opera House merupakan bangunan dengan sentuhan ekspresionis modern yang ada di Australia. bangunan unik yang memiliki tinggi atap 75,2 meter, berdiri di lahan seluas 1,8 hektar dengan panjang bangunan 183 meter dan lebar 120 meter. Luar biasanya lagi, atap yang berlapis-lapis tersebut memiliki berat lebih dari 161.000 ton. Bangunan unik ini dirancang dan dibangun pada tahun 1957 oleg Jorn Utzon, seorang arsitektur Denmark.
9. Benua yang Memiliki 160,000 Orang Narapidana
Tidak dipungkiri lagi bahwa bangsa Inggris merupakan penjelajah terbaik di muka bumi, terbukti dengan banyaknya persemakmuran yang dimilikinya termasuk di antaranya Australia. Meski demikian fakta menyebutkan bahwa Australia memiliki nara pidana terbanyak di kawasan Oseania, yakni 160,000 orang. Bahkan ada sumber yang menyebutkan bahwa 25 % nenek moyang orang Australia merupakan pelaku kejahatan.
10. Kutub Selatan

Tidak banyak yang mengetahui bahwa Australia memiliki kawasan kutub bumi yang dikenal dengan, Australian Antartic Territory (AAT) yang merupakan bagian dari Kutub Selatan. Kawasan tersebut dimiliki oleh Kerajaan Inggris namun dikelola oleh Pemerintahan Persemakmuran Australia sejak 1933. Kawasan kutub selatan yang dimiliki oleh Australia seluas 5,9 juta Km3.

Wednesday 23 July 2014

Kisah Orang Ateis yang Menyukai Shalat



Kisah ini diceritakan oleh Syekh Muhammad al-Arifi. Beliau bercerita tentang pengalaman gurunya. Berikut ini kisahnya.
Dulu aku punya guru Bahasa Inggris di Riyadh dan aku bertanya padanya tentang bagaimana dia masuk Islam, apakah dia masuk Islam di Arab Saudi atau Amerika. Dia memberitahuku bahwa dia masuk Islam di Amerika kemudian datang kesini. Dia mendakwahkan Islam kepada ibunya dan ibunya juga masuk Islam. Dia menceritakan kepadaku kisah ini:
"Kami biasa shalat di Masjid King Fahad, Los Angeles. Sebuah masjid besar di bawah pengawasan kedutaan Arab Saudi." Jadi ibunya sering shalat disana. Dan ada seorang wanita Amerika yang kadang datang pada saat shalat Maghrib atau Isya, Dia bersama jamaah wanita lainnya, suka tengak-tengok saat shalat untuk meniru gerakan shalat orang lain, jelas sekali dia tidak tahu caranya shalat.
Jadi ibuku melihatnya pada suatu hari dan berpikir mungkin dia baru masuk Islam dan tidak tahu caranya shalat. Kemudian ibuku melihatnya lagi setelah dua minggu, dan setelah tiga minggu, dia datang satu atau dua kali dalam seminggu.

Jadi pada suatu hari ibuku menghampirinya dan bertanya "Apakah kau seorang Muslim?"

Dia menjawab: "Aku bukan Muslim."

Ibuku bertanya: "Kalau begitu kenapa kau datang ke Masjid? Apakah kau mau masuk Islam?"

Dia menjawab: "Tidak, aku tidak mau masuk Islam."

"Kalau begitu, kenapa kau kesini?"

Dia berkata: "Aku menderita kegelisahan dan depresi. Aku mencoba beberapa obat tapi tak ada pengaruhnya. Jadi orang-orang berkata padaku: "Cobalah memeluk suatu agama."

Jadi aku pergi sembahyang di gereja, mereka memainkan musik dan kami bernyanyi, tapi kurasa depresiku tidak berkurang. Kemudian mereka memberitahuku untuk pergi ke kuil Buddha dan aku juga mencoba agama-agama lainnya. Akhirnya yang belum kucoba hanyalah Islam. Jadi aku mulai datang ke Masjid pada malam hari (Maghrib dan Isya) karena pada saat siang (Zuhur dan Ashar) tidak dinyanyikan dengan suara keras. Dan aku menghadiri ibadah ini karena aku suka dengan nyanyian (bacaan Quran) dari sang pendeta (Imam)."
Jadi ibuku memberitahunya: "Orang itu disebut Imam dan dia tidak menyanyikan lagu, dan itu juga bukan puisi yang ditulisnya, melainkan yang dibacakannya adalah kalimat Allah S.W.T. Dan kau dapat membaca dan mendengarkannya sendiri, carilah di internet. Ketikkan (ini dan ini) maka kau akan menemukan bacaan Al-Qur'an yang indah. Tapi apa perasaanmu saat menghadiri shalat?

Dia berkata "Ketika aku datang sebagaimana dirimu dan mendengarkan kata-kata itu, segala depresiku menghilang dan aku merasa bahagia selama 3-4 hari ke depan. Kemudian depresiku kembali lagi Jadi aku datang lagi melaksanakan ibadah dan merasa baik lagi selama 3-4 hari."
Jadi ibuku menjelaskan tentang Islam kepadanya. Aku tidak tahu apakah dia masuk Islam atau tidak. Yang menjadi poin penting adalah, wanita ini bahkan bukan Muslim tapi dia merasakan tenang dan damai saat melaksanakan shalat jamaah.

Tips Berburu Malam Lailatul Qadar

Tips Berburu Malam Lailatul Qadar - Malam lailatul qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Karunia dari Rabbul ‘alamin kepada para hamba-Nya yang mencintai ketaatan kepada-Nya. Keutamaan dan keistimewaannya masyhur di tengah kita semua. Lalu, bagaimana memburunya?
Komisi Tetap Penelitian dan Fatwa Saudi Arabia yang diketuai oleh Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz memberikan beberapa tips untuk berburu lailatul qadar :
Pertama : Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan dengan kesungguhnya yang lebih dari pada malam-malam sebelumnya dalam mengerjakan shalat, membaca Al Qur’an, dan berdo’a. Sebagaimana hadits diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari dari ‘Aisyah radhiyallahu ’anha, bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam jika memasuki sepuluh malam akhir bulan Ramadhan, beliau shallallahu ’alaihi wa sallam menghidupkan malam dan membangunkan keluarganya dan mengencangkan kain sarungnya.
Juga dalam Shahih Muslim dan Musnad Ahmad, beliau shallallahu ’alaihi wa sallam bersungguh-sungguh pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan dengan kesungguhan yang berbeda dari pada malam-malam sebelumnya.
Kedua : Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menghasung umatnya untuk mengerjakan shalat malam dengan dasar keimanan yang mengharapkan pahala yang besar. Sebagaimana hadits Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu, dari Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa mengerjakan shalat malam pada malam lailatul qadar karena iman dan mengarapkan pahala, dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni” (HR. Al Jama’ah kecuali Ibnu Majah)
Hadits ini merupakan dalil disyariatkannya menghidupkan malam di sepuluh malam terakhir Ramadhan dengan shalat malam.
Ketiga : Do’a yang paling afdhal untuk diperbanyak dibaca ketika malam lailatul qadar adalah do’a yang diajarkan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam kepada ‘Aisyah radhiyallahu ’anha. Sebagaimana diriwayatkan dalam Sunan At Tirmidzi yang juga beliau nilai shahih, dari ‘Aisyah radhiyallahu ’anha ia berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana jika seandainya saya mengetahui bahwa suatu malam adalah malam lailatul qadar. Apa yang saya baca ketika itu?” Rasulullah bersabda, “Bacalah : ‘Allāhumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’ (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Maaf, dan Engkau menyukai permintaan maaf, maka ampunilah aku)’
Keempat : Mengkhususkan suatu malam dari malam-malam Ramadhan bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar itu membutuhkan dalil yang jelas. Namun secara umum, malam-malam ganjil terutama malam ke dua puluh tujuh lebih besar kemungkinannya sebagai malam lailatul qadar dibanding malam-malam yang lain. Karena terdapat hadits-hadits shahih yang menyatakan hal tersebut.
Kelima: Adapun perbuatan bid’ah, tidak diperbolehkan di bulan Ramadhan maupun di waktu lain. Karena terdapat hadits shahih dari Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda, “Barangsiapa mengada-ada suatu perkara dalam urusan kami ini (urusan agama), yang tidak ada asalnya dari agama, maka itu tertolak
Hal ini terkait yang diadakan sebagian orang di bulan Ramadhan berupa perayaan-perayaan yang tidak kita ketahui tuntunannya (Fatawa Ramadhan, 10/414-415)
Apakah Perlu Bersungguh-Sungguh Di Siang Hari Juga?
Sebagaimana telah disebutkan dalam hadits riwayat Muslim, “beliau shallallahu ’alaihi wa sallam bersungguh-sungguh pada al ‘asyrul al awakhir (sepuluh hari terakhir) bulan Ramadhan dengan kesungguhan yang berbeda dari pada malam-malam sebelumnya”.
Dalam hadits ini digunakan lafadz al ‘asyrul al awakhir yang artinya ‘sepuluh terakhir’. Ini menunjukkan kesungguhkan beliau tidak hanya pada malam hari saja, namun sehari-semalam beliau bersungguh-sungguh.
Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah mengatakan, “Disunnahkan mengerjakan shalat malam terutama pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Dan malam-malam yang ganjil lebih ditekankan lagi, dan yang paling kuat kemungkinannya pada malam ke dua puluh tujuh. Dan disyariatkan untuk bersungguh-sungguh melakukan ketaatan kepada Allah pada siang dan malam hari di sepuluh hari terakhir Ramadhan” (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 15/432).
Apakah Perlu Berburu Lailatul Qadar Di Malam-Malam Genap?
Imam Ibnu Hazm Al Andalusi memiliki pandangan yang memberikan kita alasan untuk berburu malam lailatul qadar di malam genap juga. Dalam kitab Al Muhalla beliau berkata, “Lailatul Qadar itu ada hanya sekali dalam setahun, dan hanya khusus terdapat di bulan Ramadhan-nya serta hanya ada di sepuluh malam terakhirnya, tepatnya hanya satu hari saja dan tidak akan pernah berpindah harinya. Namun, tidak ada satu orang manusia pun lailatul qadar jatuh di malam yang mana dari sepuluh malam tersebut. Yang diketahui hanyalah bahwa ia jatuh di malam ganjil.
Andaikata Ramadhan itu 29 hari, maka dapat dipastikan bahwa awal dari sepuluh malam terakhir adalah malam ke-20. Sehingga, lailatul qadar dimungkinkan jatuh pada malam ke-20, atau ke-22, atau ke-24, atau ke-26, atau ke-28. Karena inilah malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir.
Andaikata Ramadhan itu 30 hari, maka dapat dipastikan bahwa awal dari sepuluh malam terakhir adalah malam ke-21. Sehingga, lailatul qadar dimungkinkan jatuh pada malam ke-21, atau ke-23, atau ke-25, atau ke-27, atau ke-29. Karena inilah malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir” (Al Muhalla, 4/457)
Amalan Untuk Meraih Lailatul Qadar
  1. Shalat Malam
Sebagaimana hadits yang telah lewat, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mengerjakan shalat malam pada malam lailatul qadar karena iman dan mengarapkan pahala, dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni
  1. Berdo’a
Sebagaimana hadits ‘Aisyah radhiyallahu ’anha yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam meminta diajari amalan yang dilakukan ketika lailatul qadar, ternyata Rasulullah mengajarkan ‘Aisyah untuk berdo’a. Dari sini para ulama mengatakan bahwa malam lailatul qadar adalah malam yang dianjurkan untuk memperbanyak do’a. Dan do’a yang paling afdhal adalah do’a yang Nabi ajarkan, sebagaimana telah disebutkan.
  1. Membaca Al Qur’an
Ramadhan adalah bulan Al Qur’an. Dan setiap malam malaikat Jibril datang kepada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam untuk mengajarkan dan mendengarkan hafalan Al Qur’an Nabi. Hal ini diceritakan oleh Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ’anhuma,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus” (HR. Bukhari)
Maka pada malam hari bulan Ramadhan terutama sepuluh hari terakhir dianjurkan untuk memperbanyak bacaan Al Qur’an.
  1. Istighfar
Hendaknya memperbanyak istighfar di sepuluh malam terakhir Ramadhan. Sebagaimana hadits ‘Aisyah radhiyallahu ’anha yang diajari Rasulullah sebuah do’a untuk diamalkan ketika malam lailatul qadar yang isinya adalah permohonan ampun kepada Allah. Waktu malam secara umum adalah waktu yang afdhal untuk beristighfar, Allah Ta’ala berfirman tentang ciri-ciri orang yang bertaqwa, salah satunya: “Ketika waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdo’a memohon ampunan” (QS. Adz Dzariyat: 18)
  1. I’tikaf
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan untuk meraih lailatul qadar. Sebagaimana hadits yang terdapat dalam Shahih Muslim, Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “Aku dahulu beri’tikaf pada sepuluh hari pertama bulan Ramadhan untuk mencari lailatul qadar , lalu aku beri’tikaf pada sepuluh hari. Kemudian diwahyukan kepadaku bahwa lailatul qadar ada di sepuluh hari terakhir. Maka barangsiapa yang mau beri’tikaf hendaknya ia beri’tikaf”. Maka para sahabat pun beri’tikaf bersama beliau
Inilah beberapa amalan utama untuk meraih lailatul qadar. Namun selain amalan-amalan ini, hendaknya juga melakukan amalan-amalan ketaatan lain yang termasuk dalam kategori ‘menghidupkan malam’, seperti memperbanyak dzikir dan bershalawat.
Apakah Orang Yang Tidak Bisa I’tikaf Berkesempatan Meraih Lailatul Qadar?
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam telah memberi teladan kepada kita bahwa cara untuk mendapatkan lailatul qadar adalah dengan i’tikaf. Ini menunjukkan bahwa orang yang beri’tikaf berkesempatan lebih besar untuk meraih lailatul qadar. Namun bagi orang yang berhalangan untuk beri’tikaf semisal wanita haid, orang yang sakit, musafir, semisalnya tetap berkesempatan untuk meraih lailatul qadar. Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Dalam Musnad Ahmad dan Sunan An Nasa-i terdapat hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu dari Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda tentang bulan Ramadhan, “Di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa terhalang dari berbuat kebaikan di malam itu maka terhalang baginya kebaikan seribu bulan”.
Juwaibir pernah bertanya kepada Adh Dhahhak, “Bagaimana pandanganmu tentang wanita-wanita yang sedang nifas, haid, dan juga musafir serta orang yang tidur di malam lailatul qadar? Apakah mereka mendapat bagian dari lailatul qadar?’. Adh Dhahhak berkata, “Ya, setiap orang yang diterima amalannya pada malam itu mendapat bagiannya dari lailatul qadar’’ (Lathaa-if Al Ma’arif, 192).
Semoga yang sedikit ini bermanfaat. Semoga kita termasuk hamba Allah yang sukses meraih lailatul qadar. Wabillahi at taufiq.

Tanda-tanda Munculnya Dajjal dan Danau Tiberias

Danau Tiberias adalah danau air tawar yang terletak di antara bagian bawah Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Suriah dan Dataran timur kota Galilea Palestina. Garis pantainya membentang sepanjang 53 km dengan luas 166 km2. Bagian terdalam dari danau ini mencapai kedalaman 46 M. Danau ini secara geografis terletak di wilayah Palestina dan Suriah, tetapi secara politis saat ini dikuasai oleh penjajah zionis Israel. Danau yang terletak pada posisi 213 di bawah permukaan laut ini terhitung sebagai danau air tawar terendah di dunia, dan danau kedua terendah secaa umum setelah danau Laut Mati yang berasa asin. Danau Tiberias merupakan sumber pasokan utama kebutuhan air bersih Penduduk Palestina dan penjajah Israel. Selain itu Danau ini merupakan lokasi penting bagi pemeluk Semua agama samawi.
Orang-orang Yahudi mernbangun permukiman mereka di tepi Danau Tiberias, juga resort dan penginapan bagi petinggi militer Israel, mengingat posisinya yang berdekatan dengan perbatasan Palestina dan Suriah, sebagai antisipasi penyusupan pihak-pihak yang tidak mereka kehendaki, Wilayah ini pun menjadi kawasan wisata elit bagi militer dan pemerintah Israel. Mereka melengkapi kawasan ini dengan berbagai properti layaknya daerah tujuan wisata ala Eropa yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas maksiat dan bersenang-senang, sehingga terkenal sebagai tempat berselingkuh para prajurit dan pejabat militer Israel, demikian juga dengan sebagian politisi dan tokoh-tokoh mereka. Demikian sepintas tentang danau Tiberias saat ini.
Adapun keterkaitannya dengan kemunculan Dajjal, sebagaimana yang telah diberitakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa turunnya permukaan air danau ini menjadi salah satu tanda-tanda kedatangan Dajjal. Saat ini permukaan air Danau Tiberias telah mengalami penyusutan. Ini tentu menjadi musibah bagi kita semua, karena masa kemunculan Dajjal semakin dekat, sedangkan kedatangannya itu akan membawa fitnah yang besar bagi umat Islam di mana saja mereka berada; sebagian besar manusia terkena fitnah tersebut. Sang Dajjal, saat kemunculannya, mengaku sebagai Tuhan, mengaku sebagai yang memiliki surga dan neraka. Dalam keterangan tentang Dajjal dinyatakan bahwa kaum wanita adalah yang terbanyak mendatanginya sehingga para laki-laki pulang menemui ibu, putri, saudari, dan bibi mereka, mengikat mereka dengan kuat, karena takut wanita-wanita itu keluar menemui Dajjal. Oleh karena itu Rasulullah shallallahun ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hal yang paling saya takutkan akan menimpa kalian adalah al-Masih ad-Dajjal.”
Agar lebih jelas apa dan mengapa dengan sosok Dajjal ini, berikut hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari riwayat Fatimah bind Qais radhiyallahu ‘anha. Dalam riwayat tersebut dinyatakan bahwa dia berkata, “Saya mendengar juru panggil Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyeru: Shalat Jama’ah! Shalat jama’ah” (panggilan seperti ini biasanya hanya pada waktu shalat atau apabila ada sesuatu yang sangat penting). Fatimah binti Qais melanjutkan, “Maka saya pun pergi ke masjid dan shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan saya berada pada shaf pertama para wanita. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah selesai beliau duduk di atas mimbar.
Beliau tertawa kemudian berkata,’Hendaklah masing-masing tetap di tempat! Tahukah Anda semua mengapa saya kumpulkan?’
Para Shahabat menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu:
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Bukan karena suatu kabar gembira, bukan pula karena suatu ancaman, tetapi karena Tamim ad-Dari tadinya seorang pemeluk Nasrani lalu dia datang menyatakan keIslamannya dan menceritakan kepada saya kejadian yang sesuai dengan yang pernah saya sampaikan kepada kalian semua tentang al-Masih ad-Dajjal. Dia menceritakan kepada saya bahwa dia berlayar dengan tiga puluh orang dari Lakhm dan Juzam, lalu ombak besar membuat mereka terombang ambing di lautan sebulan lamanya hingga akhirnya mereka terdampar di sebuah pulau di arah timur matahari. Mereka pun turun dan duduk beristirahat dekat kapal mereka lalu memasuki pulau tersebut. Mereka kemudian bertemu dengan makhluk melata yang dipenuhi bulu. Saking banyaknya bulunya mereka tidak tahu mana bagian depan dan bagian belakangnya. Mereka berkata, Makhluk apakah Engkau ini?’
Makhluk itu berkata, Aku adalah Jassasah (Pengintai).’
Mereka bertanya, Apa itu Jassasah?’
Makhluk tu menjawab, ‘Pergilah kalian menemui laki-laki yang ada digedung besar sana, dia sangat ingin mendengar berita dari kalian.’
Tamim berkata, ‘Ketika dia menyebut nama seorang laki-laki, kami takut bahwa makhluk itu adalah setan. Maka kami pun bergegas pergi sampai kami menemukan bangunan besar itu lalu masuk ke dalamnya. Disana ada seorang manusia yang paling besar dan paling kuat yang pernah kami lihat. Kedua tangannya terbelenggu ke lehernya diantara kedua lutut dan sikunya. Kami berkata, ‘Celakalah engkau, makhluk apakah engkau ini?’
Dia menjawab, kalian mampu menemukanku, beritahu saya siapa kalian ini!’
Mereka (Tamim dan rombongan) menjawab, ‘Kami adalah orang-orang Arab, kami naik kapal laut, tiba-tiba ombak pasang dan kami pun terombang-ambing selama satu bulan sampai akhirnya terdampar di pulau Anda ini. Kami pun merapat dan memasukinya. Tiba-tiba kami bertemu  dengan makhluk melata yang berbulu sangat lebat sehingga sulit mengetahui mana depan dan mana bagian belakangnya. Kami berkata kepadanya, ‘Celakalah engkau, makhluk apakah kau ini?’
Dia menjawab, Aku adalah jassasah (Pengintai).’
Kami pun berkata, Apakah jassasah itu?’
Dia berkata, ‘Pergilah temui laki-laki yang ada di bangunan besar itu karena dia sangat ingin mendengarkan berita dari kalian!’
Maka kami pun bergegas menemuimu, dan merasa takut dengan makhluk itu dan menyangka dia adalah setan.
Laki-laki besar itu berkata, ‘Beritahukan kepada saya tentang kebun kurma Baisan!’ Kami berkata, ‘Tentang apanya yang ingin engkau ketahui?’ Dia berkata, ‘Tentang pohon-pohon kurmanya, apakah masih berbuah?’ Kami berkata, ‘Ya.’ Dia berkata, ‘Ketahuilah karma-karma itu hampir tidak lagi berbuah.
Beritakan kepadaku tentang danau Tiberias!’ Kami pun berkata, ‘Tenting apanya yang ingin engkau ketahui?’ Dia berkata, Apakah di sana ada airnya?’ Kami menjawab, ‘Danau itu banyak airnya, ‘Dia berkata, ‘Ketahuilah airnya tak lama lagi akan habis.
Beritahu saga tentang sumber air Zagar!’ Kami berkata, ‘Tentang apanya yang ingin engkau ketahui?’ Dia berkata, Apakah masih banyak airnya? Apakah penduduk sekitarnya memanfaatkan airnya untuk bercocok tanam?’ Kami menjawab, ‘Ya, airnya banyak, penduduk sekitar memanfaatkannya untuk bercocok tanam.’
Dia berkata, ‘Beritakan kepada saya tentang Nabi kaum yang ummi, apa yang telah dilakukannya?’ Mereka menjawab, ‘Dia telah muncul di Mekkah dan tinggal di Yasrib,’ Dia berkata, Apakah orang-orang Arab memerangi mereka?’ Kami menjawab, ‘Ya.’ Dia berkata, Apa yang dilakukannya kepada mereka?’ Maka kami pun memberitahurnya bahwa telah tampak para pengikutnya dari kalangan orang-orang Arab, mereka mematuhinya. Dia berkata, ‘Itu sudah terjadi?’ Kami menjawab, ‘Ya,’ Dia berkata, jika demikian maka yang terbaik bagi kalian ialah mematuhinya. Aku beritahukan kepada kalian siapa sesungguhnya aku ini. Aku adalah al-Masih, hampir datang waktunya aku diizinkan keluar, lalu akan berjalan mengelilingi bumi, tidak satu kampung pun yang tidak kusinggahi dalam waktu empat puluh malam kecuali Mekkah dan Taibah karena keduanya diharamkan atasku. Setiap kali aku berusaha untuk memasuki salah satu dari keduanya aku akan dihadang oleh Malaikat yang memegang pedang mengusir saya menjauhi kedua kota itu. Setiap celah kota itu dijaga oleh para malaikat.”‘
Fatimah binti Qais (perawi hadits) berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghentakkan tongkat beliau ke mimbar dan berkata, ‘Inilah Taibah, inilah Taibah (maksud beliau Madinah). Bukankah saya pernah menyampaikannya hal seperti ini kepada kalian?’ Para hadirin menjawab, ‘Benar,’ Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melanjutkan, ‘Sesungguhnya apa yang disampaikan oleh Tamim membuatku kagum karena sesuai dengan yang pernah saya sampaikan kepada kalian tentang Dajjal, Madinah dan Mekkah. Dia berada di laut Syam atau laut Yaman; bukan, tetapi dia ada di timur, dia ada di timur, dia ada di timur!’ Beliau pun memberi isyarat dengan tangannya ke arah timur. Fatimah melanjutkan, “Maka saya pun menghafalnya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Dengan demikian tidak asing lagi bagi kita semua bahwa turunnya permukaan air Danau Tiberias merupakan salah satu pertanda semakin dekatnya kemunculan Dajjal. Zionis Israel saat ini dilanda kecemasan yang tinggi karena debit air Danau berkurang secara signifikan, karena hal ini berpengaruh besar terhadap sektor pertanian bahkan masa depan mereka di bumi penjajahan. Semenjak tahun 2004 pemerintahan zionis membuat garis merah dan garis hitam untuk mengontrol debit air Danau. Sungguh mengejutkan, semenjak tahun 2004 permukaan Danau mengalami penyusutan setinggi 16 M. Terakhir Menteri Pertanian Zionis menyatakan secara terbuka melalui kantor berita mereka bahwa debit air danau Tiberias mengalami penyusutan yang mengkhawatirkan. Berita ini tentunya tidak saja menjadi ancaman bagi rezim Zionis tetapi juga bagi kita umat Islam, karena penurunan permukaan air danau Tiberias adalah salah satu tanda dekatnya waktu kemunculan Dajjal.
Tiberias 04
Saya teringat bahwa Syekh Bin Baz rahimahullah sebelum beliau wafat, ketika mendengar berita turunnya permukaan air danau Tiberias, beliau menangis dan berkata, “Inilah zaman kemunculan Dajjal.”
Untuk melengkapi tulisan ini, bersama ini kami lampirkan foto-foto yang menguatkan informasi tentang sudah dekatnya masa kemunculan Dajjal. Kesimpulan ini berdasarkan hadirs yang memberitakan akan menyusutnya debit air danau Tiberias empat belas abad yang lalu dan sekaligus juga memberitakan perihal kemunculan al-Masih ad-Dajjal.
Silahkan bandingkan antara pasangan-pasangan gambar yang kami tampilkan, yang mana salah satunya menunjukkan kondisi Danau dengan debit air masih tinggi dan berikutnya kondisi air Danau saat ini.
Tiberias 02

Tuesday 1 July 2014

Keutamaan Mencari Nafkah Halal dan Tidak Menjadi Beban Orang Lain

Dikeluarkan Imam Al Bukhari dalam Shahih-nya,

عَنِ الْمِقْدَامِ رَضِي اللَّهم عَنْه عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ)) رواه البخاري.

Dari al-Miqdam Radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang (hamba) memakan makanan yang lebih baik dari hasil usaha tangannya (sendiri), dan sungguh Nabi Dawud ‘alaihissalam makan dari hasil usaha tangannya (sendiri)”1.

Hadits yang agung ini menunjukkan keutamaan bekerja mencari nafkah yang halal dan berusaha memenuhi kebutuhan diri dan keluarga dengan usaha sendiri. Bahkan ini termasuk sifat-sifat yang dimiliki oleh para Nabi ‘alaihimussalam dan orang-orang yang shaleh. Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Nabi Zakariya ‘alaihissalam adalah seorang tukang kayu”2.

Dalam biografi imam besar Ahlus sunnah dari generasi Tabi’ut tabi’in, imam Abdullah bin Al-Mubarak engkau mengekspor barang-barang dagangan dari negeri Khurasan ke Tanah Haram/Mekkah (untuk dijual), bagaimana ini?”. Maka Abdullah bin Al-Mubarak menjawab: “Sesungguhnya aku melakukan (semua) itu hanya untuk menjaga mukaku (dari kehinaan meminta-minta), memuliakan kehormatanku (agar tidak menjadi beban bagi orang lain), dan menggunakannya untuk membantuku dalam ketaatan kepada Allah”. Lalu Al-Fudhail bin ‘Iyadh berkata: “Wahai Abdullah bin Al-Mubarak, alangkah mulianya tujuanmu itu jika semuanya benar-benar terbukti”3.

Beberapa faidah penting dari hadits di atas:

Termasuk sifat mulia yang dimiliki oleh para Nabi ‘alaihimussalam dan orang-orang yang shaleh adalah mencari nafkah yang halal dengan usaha mereka sendiri, dan ini tidak melalaikan mereka dari amal shaleh lainnya, seperti berdakwah di jalan Allah Ta’ala dan memuntut ilmu agama.
Usaha yang halal dalam mencari rezki tidak bertentangan dengan sifat zuhud, selama usaha tersebut tidak melalaikan manusia dari mengingat Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman memuji hamba-hamba-Nya yang shalih:

رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ

“laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Mereka takut pada hari (pembalasan) yang (pada saat itu) hati dan penglihatan menjadi goncang” (QS an-Nuur:37).
Imam Ibnu Katsir berkata: “Mereka adalah orang-orang yang tidak disibukkan/dilalaikan oleh harta benda dan perhiasan dunia, serta kesenangan berjual-beli (berbisnis) dan meraih keuntungan (besar) dari mengingat (beribadah) kepada Rabb mereka (Allah Ta’ala) Yang Maha Menciptakan dan Melimpahkan rezki kepada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang mengetahui (meyakini) bahwa (balasan kebaikan) di sisi Allah Ta’ala adalah lebih baik dan lebih utama daripada harta benda yang ada di tangan mereka, karena apa yang ada di tangan mereka akan habis/musnah sedangkan balasan di sisi Allah adalah kekal abadi”4.
Bekerja dengan usaha yang halal, meskipun dipandang hina oleh manusia, lebih baik dan mulia daripada meminta-minta dan menjadi beban bagi orang lain5. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh jika salah seorang dari kalian mengambil tali, lalu pergi ke gunung (untuk mencari kayu bakar), kemudian dia pulang dengan memikul seikat kayu bakar di punggungnya lalu dijual, sehingga dengan itu Allah menjaga wajahnya (kehormatannya), maka ini lebih baik dari pada dia meminta-minta kepada manusia, diberi atau ditolak”6.
Mulianya sifat ‘iffah (selalu menjaga kehormatan diri dengan tidak meminta-minta) serta tercelanya sifat meminta-minta dan menjadi beban bagi orang lain. Inilah sifat mulia yang ada pada para shahabat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

لِلْفُقَرَاءِ الَّذِينَ أُحْصِرُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ لا يَسْتَطِيعُونَ ضَرْبًا فِي الأرْضِ يَحْسَبُهُمُ الْجَاهِلُ أَغْنِيَاءَ مِنَ التَّعَفُّفِ تَعْرِفُهُمْ بِسِيمَاهُمْ لا يَسْأَلُونَ النَّاسَ إِلْحَافًا

“(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah. Mereka tidak dapat (berusaha) di bumi. Orang yang tidak tahu (keadaan mereka) menyangka mereka orang kaya karena mereka memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak” (QS al-Baqarah: 273).
Keutamaan berdagang (berniaga) yang halal, dan inilah pekerjaan yang disukai dan dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para shahabat radhiallahu’anhum, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang shahih7. Adapun hadits “Sembilan persepuluh (90 %) rezki adalah dari perniagaan”, maka ini adalah hadits yang lemah, sebagaimana yang dijelaskan oleh syaikh al-Albani.

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

1 HSR al-Bukhari (no. 1966).

2 HSR Muslim (no. 2379).

3 Kitab “Tahdzibul Kamal” (16/20) dan “Siyaru A’laamin Nubala’” (8/387).

4 Kitab “Tafsir Ibnu Katsir” (3/390).

5 Lihat kitab “Bahjatun Naazhiriin” (1/598).

6 HSR al-Bukhari (no. 1402) dan (no. 1410).

7 HR ath-Thabrani dalam “Al-Mu’jamul Kabiir” (23/300, no. 674) dan dinyatakan jayyid (baik/shahih) oleh syaikh al-Albani dalam “Silsilatul Ahaa-ditsish Shahiihah” (no. 2929).

8 Dalam “Silsilatul Ahaa-ditsidh Dha’iifah” (no. 3402).

Ini Dia Do’a Puasa (Ifthar) Yang Shahih!

اَللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْت
”Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku berbuka.”
Doa ini merupakan bagian dari hadits dengan redaksi lengkap sebagai berikut:

عَنْ مُعَاذِ بْنِ زُهْرَةَ، أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ كَانَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ: اَللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَ عَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
“Dari Mu’adz bin Zuhrah, sesungguhnya telah sampai riwayat kepadanya bahwa sesungguhnya jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka puasa, beliau membaca (doa), ‘Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthortu-ed’ (ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rezeki-Mu aku berbuka).”
Hadits tersebut diriwayatkan oleh Abu Daud, dan dinilai dhaif oleh Syekh al-Albani dalam Shahih wa Dhaif Sunan Abi Daud.
Penulis kitab Tahdzirul Khalan min Riwayatil Hadits hawla Ramadhan menuturkan, “(Hadits ini) diriwayatkan oleh Abu Daud dalam Sunannya (2/316, no. 358). Abu Daud berkata, ‘Musaddad telah menyebutkan kepada kami, Hasyim telah menyebutkan kepada kami dari Hushain, dari Mu’adz bin Zuhrah, bahwasanya dia menyampaikan, ‘Sesungguhnya jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka puasa, beliau mengucapkan, ‘Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthartu.’”
Mua’dz ini tidaklah dianggap sebagai perawi yang tsiqah, kecuali oleh Ibnu Hibban yang telah menyebutkan tentangnya di dalam Ats-Tsiqat dan dalam At-Tabi’in min Ar-Rawah, sebagaimana al-Hafizh Ibnu Hajar berkata dalam Tahdzib at-Tahdzib (8/224).
Dan seperti kita tahu bersama bahwa Ibnu Hibban dikenal oleh para ulama sebagai orang yang mutasahil, yaitu bermudah-mudahan dalam menshohihkan hadits-ed.
Keterangan lainnya menyebutkan bahwa Mu’adz adalah seorang tabi’in. Sehingga hadits ini mursal (di atas tabi’in terputus). Hadits mursal merupakan hadits dho’if karena sebab sanad yang terputus. Syaikh Al Albani pun berpendapat bahwasanya hadits ini dho’if.
Hadits semacam ini juga dikeluarkan oleh Ath Thobroni dari Anas bin Malik. Namun sanadnya terdapat perowi dho’if yaitu Daud bin Az Zibriqon, di adalah seorang perowi matruk (yang dituduh berdusta). Berarti dari riwayat ini juga dho’if. Syaikh Al Albani pun mengatakan riwayat ini dho’if.
Di antara ulama yang mendho’ifkan hadits semacam ini adalah Ibnu Qoyyim Al Jauziyah.
Lafazh kedua:

اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْت
“Allahumma laka shumtu wa bika aamantu wa ‘ala rizqika afthortu” (Ya Allah, kepada-Mu aku berpuasa dan kepada-Mu aku beriman, dan dengan rizki-Mu aku berbuka).”
Mulla ‘Ali Al Qori mengatakan, “Tambahan ‘wa bika aamantu‘ adalah tambahan yang tidak diketahui sanadnya, walaupun makna do’a tersebut shahih.”Artinya do’a dengan lafazh kedua ini pun adalah do’a yang dho’if sehingga amalan tidak bisa dibangun dengan do’a tersebut.
Lalu, Do’a Berbuka Puasa (Ifthar) Yang Shahih?
Berbukalah dengan do’a buka puasa (ifthar) yang shahih berikut ini :
Do’a pertama:
Terdapat sebuah hadits shahih tentang doa berbuka puasa, yang diriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

ذَهَبَ الظَّمَأُ، وابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَاللهُ
“Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah-ed.”
[Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki](Hadits shahih, Riwayat Abu Daud [2/306, no. 2357] dan selainnya; lihat Shahih al-Jami’: 4/209, no. 4678)
Periwayat hadits adalah Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma. Pada awal hadits terdapat redaksi, “Abdullah bin Umar berkata, ‘Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka puasa, beliau mengucapkan ….‘”
Yang dimaksud dengan إذاأفطر adalah setelah makan atau minum yang menandakan bahwa orang yang berpuasa tersebut telah “membatalkan” puasanya (berbuka puasa, pen) pada waktunya (waktu berbuka, pen). Oleh karena itu doa ini tidak dibaca sebelum makan atau minum saat berbuka. Sebelum makan tetap membaca basmalah, ucapan “bismillah” sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: “Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)”.(HR. Abu Daud no. 3767 dan At Tirmidzi no. 1858. At Tirmidzi mengatakan hadits tersebut hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut shahih)
Adapun ucapan وثبتالأجر maksudnya “telah hilanglah kelelahan dan telah diperolehlah pahala”, ini merupakan bentuk motivasi untuk beribadah. Maka, kelelahan menjadi hilang dan pergi, dan pahala berjumlah banyak telah ditetapkan bagi orang yang telah berpuasa tersebut.
Do’a kedua:
Adapun doa yang lain yang merupakan atsar dari perkataan Abdullah bin ‘Amr bin al-’Ash radhiyallahu ‘anhuma adalah,

اَللَّهُمَّ إنِّي أَسْألُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ، أنْ تَغْفِرَ لِيْ
“Allahumma inni as-aluka bi rohmatikal latii wasi’at kulla syain an taghfirolii-ed”
[Ya Allah, aku memohon rahmatmu yang meliputi segala sesuatu, yang dengannya engkau mengampuni aku](HR. Ibnu Majah: 1/557, no. 1753; dinilai hasan oleh al-Hafizh dalam takhrij beliau untuk kitab al-Adzkar; lihat Syarah al-Adzkar: 4/342)

Mujahidin Indonesia Timur Berbai’at Pada Khilafah Islamiyah

Mujahidin Indonesia Timur Berbai’at Pada Khilafah Islamiyah
Publish Date : الثلاثاء 05 رمضان 1435 In Category : Rilisan Mujahidin
Tsarnaev untuk Al-Mustaqbal Channel
POSO, INDONESIA – Setelah berdirinya Khilafah Islamiyah pada tanggal 1 Ramadhan 1435 H, kini mulai terlihat kelompok-kelompok Mujahidin yang berbai’at kepada Khilafah Islamiyah.
Media resmi MIT Press merilis pernyataan Bai’at Mujahidin Indonesia Timur (MIT) kepada Khilafah Islamiyah pada tanggal (1/07/2014). Merupakan sebuah kebahagiaan salah satu kelompok Mujahidin bersenjata yang berada di Indonesia menyatakan Bai’atnya kepada Khilafah Islamiyah.
Bai’atnya Mujahidin Indonesia Timur ini semoga menjadi motivasi kepada kelompok-kelompok aktivis Jihadis yang berada di Indonesia agar segera membai’at Amirul Mu’minin Abu Bakar Al-Baghdadiy.
Bai’atnya MIT itu artinya pasukan Khilafah telah berada di Indonesia, dan semoga rencana khilafah akan memperluas wilayahnya ke Indonesia benar-benar tercapai.
Berikut ini Pernyataan bai’at MIT kepada Khilafah Islamiyah :

Beginilah Sejarah Daulah (ISIS)

bagimanakah perjalalanan Daulah Islamiyyah (ISIS) sejak awal hingga pada posisi seperti saat ini? Syekh Abu Al-Mu’tashim Khabbab menulis sebuah artikel yang berjudul “Qira-ah Fi Makamin Quwwah Wa Syar’iyyah Ad Daulah Al Islamiyyah” atau Mengkaji Rahasia Kekuatan Dan Keabsahan Daulah Islamiyyah, Analisa Penelusuran Singkat Tentang Sejarah Daulah, Sebab-Sebab Kemunculannya Dan Manhajnya. Alhamdulillah, artikel tersebut telah dialih bahasakan oleh Ustadz Abu Sulaiman Al Arkhabiliy, menjadi Sejarah Daulah. Semoga bermanfaat!
Bismillahirrahmanirrahim.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasul paling mulia, kepada keluarganya dan para sahabatnya semua.
Amma Ba’du:
Sesungguhnya tidak samar lagi terhadap siapapun dari kalangan para pengamat urusan jihad secara khusus, dan secara umum terhadap banyak dari kalangan awam kaum muslimin yang disibukkan dengan permasalahannya, kesibukan dunia seluruhnya dengan segala kalangannya dengan sikap reaksi terhadap (Daulah Islamiyyah Di Iraq Dan Syam) baik itu kecintaan, dukungan dan pembelaan, maupun celaan, hujatan dan penolakan. Dan tidak samar juga secara penilaian pertama bahwa persentasi kelompok kedua (yaitu yang membenci Daulah dan tindakannya) di tengah kaum muslimin adalah persentasi terbesar dan paling banyak, akan tetapi rekor sejarah media ini di dalam pemutaran balik fakta dan pemalsuannya untuk kepentingan para thaghut arab dan ‘ajam membuat kita tidak mudah menerima begitu saja kesimpulan ini apalagi mempercayai dan memegangnya. Ini tentunya dengan penerimaan kami bahwa Al Haq itu tidak diketahui dengan banyaknya jumlah para pendukungnya, akan tetapi ia diketahui dengan kejelasannya dan keselarasannya dengan syari’at dan fithrah yang sehat.
Sebenarnya musuh-musuh Islam sangat dipusingkan dan disibukkan sekali -dan memang mereka pantas untuk sibuk- dengan perkembangan baru yang berbahaya yang muncul di front jihad Islamiy yang mereka sebut dengan teror, dan mereka dengan segala sarananya sangat berambisi untuk memerangi dan menghabisinya, yaitu perkembangan baru yang seorangpun dari mereka tidak mengira itu bisa terjadi atau mungkin terwujud pada dunia realita, yaitu Pendeklarasian tegaknya Daulah Islamiyyah yang dilakukan oleh sekelompok mujahidin di bumi Iraq, yang memiliki pemimpin yang sah dari Alu Al Bait dan dari keturunan Al Huseniy Al Fathimiy Al Qurasyiy Asy Syarif (Abu Umar Al Baghdadiy semoga Allah menerimanya), dan beliau memiliki menteri perang dan para pembantu lainnya, dan Al Qaidah Iraq-pun membai’at Daulah yang baru lahir ini dan bergabung dengannya serta berperang di bawah panjinya, dan Daulah ini diberikan tazkiyah oleh Pemimpin Al Qa’idah Iraq saat itu yaitu Abu Hamzah Al Muhajir -semoga Allah menerimanya- dan ia membai’atnya:
Sedangkan amirnya pada saat itu adalah Syaikh Abu Mush’ab Az Zarqawiy semoga Allah merahmati dan menerimanya.
Sebenarnya sebab ide Abu Mush’ab rahimahullah dan sejumlah tokoh mujahidin di dalam pendeklarasian tegaknya Daulah Islamiyyah adalah sebab yang tepat sekali, yaitu menutup kesempatan kaum sekuler dan munafiqin di dalam memetik buah hasil pengorbanan-pengorbanan para mujahidin dan darah-darah mereka, sebagaimana kebiasaan yang kita kenal selalu di dalam setiap front peperangan terhadap umat Islam, di mana orang-orang yang tampil dalam berperang dan membela kehormatan, kesucian, harta dan darah kaum muslimin itu adalah selalu dari kalangan mujahidin muslimin, kemudian setelah lenyapnya debu peperangan datanglah untuk memanen hasilnya kaum sekuler yang disokong barat yang kafir dan para thaghut arab yang murtad.
Maka para mujahidin Iraq di antara barisan terdepannya Syaikh Abu Mush’ab mengambil pelajaran dari pengalaman-pengalaman yang pahit itu, dan mereka mengetahui bahwa bila kaum mu’minin tidak segera mengangkat pemimpin yang syar’iy dan imam, maka sesungguhnya buah hasil jihad Iraq dan yang lainnya akan dipanen oleh orang-orang hina dan orang-orang bejat umat ini dari kalangan nasionalis, kalangan kiri dan kalangan sekuler secara umum yang tidak menyatukan mereka kecuali kebencian kepada Islam dan penganutnya, walaupun mereka itu memiliki nama seperti nama-nama kita  dan mereka mengklaim sebagai bagian dari umat islam. Dan keinginan untuk menegakkan Daulah Islam ini semakin mantap dan semakin mendesak dengan sebab bahwa syari’at ini memerintahkan jama’ah kaum muslimin untuk mengangkat imam, mendaulatnya dan membai’atnya dengan syarat memberlakukan syari’at Allah Ta’ala di tengah kaum muslimin dan timbal balik ketaatan kaum mu’minin kepadanya.
Sedangkan tidak samar di hadapan pencari kebenaran dan juga tidak samar di hadapan para mujahidin -dengan karunia Allah-, bahwa keumuman para penguasa kaum muslimin adalah para thaghut yang murtad dikarenakan mereka meninggalkan pemberlakuan syari’at Allah, dan dikarenakan sikap tawalli mereka kepada Yahudi dan Nashraniy, serta dukungan mereka kepada Salibis dan Yahudi itu di dalam memerangi kaum mu’minin, seperti kebiasaan Dinasti Saudi di Jazirah Arab dan para penguasa lainnya. Sebab saya menyebutkan Dinasti Saudi saja adalah dikarenakan kebusukan dan bahaya kemurtaddan mereka itu adalah lebih besar dari bahaya penguasa lainnya, dikarenakan sesungguhnya mereka itu mengklaim pemberlakuan syari’at sedangkan mereka itu membantu orang-orang kafir di dalam memerangi kaum mu’minin disamping kebejatan-kebejatan mereka dan penyimpangan-penyimpangan mereka lainnya yang banyak terhadap syari’at yang telah disebutkan sebagian contoh darinya oleh Syaikh Abu Muhammad Al Maqdisiy fakkallahu asrah di dalam kitabnya yang bagus (Al Kawasyif Al Jaliyyah Fi Kufri Ad Daulah As Su’udiyyah), dan begitu seperti contoh yang nampak bagi setiap muslim mu’min -termasuk dari kalangan awam yang lugu lagi mimim ilmu syar’iy- karena fithrah mereka yang sehat menolak sikap dukungan dana yang diberikan para thaghut Dinasti Saudi kepada para penjahat besar para pembunuh kaum muslimin seperti As Sisi di Mesir dan Shalih di Yaman serta yang lainnya.
Dan dari itu nampak di hadapan semua bahwa umat ini -sejak keruntuhan Kekuasaan Khilafah- mengalami kehinaan dan kenistaan dengan sebab meninggalkan jihad dari satu sisi, dan dari sisi lain dengan sebab lenyapnya Imam dan Daulah yang mengayomi kepentingan kaum muslimin dan melindungi mereka seperti yang dilakukan Daulah Khilafah sepanjang sejarah Islam.
Maka para mujahidin di Iraq pada tahun 1427H yang bertepatan dengan tahun 2006M bersegera membentuk Daulah ini setelah berkumpulnya sejumlah faksi-faksi jihad di dalam payung perjanjian Hilfu Al Muthayyibin dan tercapailah pemilihan Abu Umar Al Huseniy Al Baghdadiy sebagai amir baginya, dan Daulah ini diberi tazkiyah oleh para pemimpin Qa’idatul Jihad di antaranya Syaikh Usamah Ibnu Laden rahimahullah wa taqabbalah, dan juga Al Mullaa Umar Mujahid hafidhahullah serta banyak pimpinan jihad di dunia ini:
Kemudian Al Amir Abu Umar taqabbalah mengalami syahadah pada tahun 2010M setelah sejarah jihad yang cemerlang, dan kemudian dipilihlah Al Imam Abu Bakar Al Huseniy Al Baghdadiy hafidhahullah sebagai penggantinya, maka dengan karunia Allah beliau ini adalah sebaik-baiknya pengganti bagi sebaik-baiknya orang yang diganti sedang Allah-lah yang menilai, di mana di masanya telah meluas operasi-operasi penyerangan terhadap Rafidlah Iraq yang aniaya dan di zamannya banyak penjara yang dibebaskan, dan di zamannya terjadilah revolusi keluarga kita di Syam dan mereka meminta pertolongan kaum muslimin setelah Basysyar An Nushairiy semakin menjadi-jadi di dalam membunuhi mereka dan menghalalkan kehormatan mereka, maka Al Amir Abu Bakar bersegera menolong dan menyelamatkan mereka di mana beliau membentuk Jabhah Nushrah dan mengangkat Abu Muhammad Al Jaulaniy sebagai amirnya, dan beliau menyokongnya dengan separuh Baitul Mal dan senjata. Dan Jabhah Nushrah bisa menghadang banyak dari serangan-serangan (Basysyar) yang aniaya lagi bejat terhadap kaum muslimin mustadl’afin di Syam dengan karunia Allah. Jabhah Nushrah itu adalah elemen yang menginduk kepada Daulah Islamiyyah saat itu dan di atas leher amirnya yaitu Al Jaulaniy juga ada bai’at kepada Amirnya yaitu Al Baghdadiy yang telah menyokongnya dengan segala hal yang menjadikan Jabhah ini bisa tetap hidup, eksis dan tegak. Ini adalah point penting sekali dan point pamungkas, dikarenakan pencari kebenaran akan membutuhkannya di dalam menyikapi kejadian-kejadian yang akan datang sesudahnya.
Orang yang mengamati sejarah Daulah Islamiyyah dan Manhaj bala tentara dan para komandannya, maka akan tersingkap dengan mudah bahwa mereka itu -dengan karunia Allah- sangat komitmen dengan penegakan syari’at Allah secara total terhadap diri mereka dan terhadap seluruh kaum muslimin yang tunduk kepada pemerintahan mereka, sehingga dikarenakan ia itu telah berpegang teguh kepada sebab kemenangan dan taufiq maka Allah menolongnya dan membuatnya dicintai oleh banyak hati serta menggiringkan untuknya banyak orang-orang yang membelanya, membai’atnya dan mengelu-elukannya di berbagai belahan timur dan barat bumi. Sungguh ia telah menghidupkan di tengah kaum muslimin mustadl’afin impian yang selama ini mereka mengiranya bahwa ini bukan zamannya atau ia itu masih jauh dari bisa dicapai padahal sesungguhnya mereka itu meyakini bahwa ia itu pasti datang, yaitu impian (tegaknya kembali Khilafah Islamiyyah) di atas puing-puing pemerintahan otoriter/diktator yang mulai berjatuhan dan runtuh dengan karunia Allah di banyak negeri Islam.
Dan Point ini -yaitu mengikuti syari’at Allah dan memberlakukan hukum-Nya secara total- adalah di antara hal paling utama bagi rahasia kekuatan Daulah Islamiyyah dan pertolongan Allah baginya, sehingga ia menjadi kekuatan yang tangguh yang disegani musuh-musuh Allah dan antek-antek mereka di Iraq dan di Syam serta di seluruh belahan bumi Islam. Di mana Daulah itu memiliki Amir, rakyat dan hukum yaitu syari’at Allah, kemudian kekuatan dan kekuasaan dengan karunia Allah, dan ia telah menguasai wilayah-wilayah yang luas di bumi Iraq terutama di Anbar, utara Iraq dan wilayah-wilayah yang besar dari Ibu Kota Baghdad.
Adapun rahasia kedua dari rahasia-rahasia kekuatan Daulah Islamiyyah, maka ia itu menurut saya adalah bimbingan Allah terhadapnya dikarenakan ia memegang teguh Aqidah Al Wala dan Al Bara dengan keberpegangan yang susah bandingannya di jama’ah-jama’ah jihad lainnya, di mana para komandan dan para prajuritnya tidak peduli -di dalam mencapai ridla Allah Ta’ala- dengan dukungan masyarakat dan tidak peduli dengan pendapat thaghut ini dan itu serta tidak juga dengan omongan-omongan manusia tentang mereka, cukup bagi mereka bahwa Allah mengetahui kejujuran mereka dan mengetahui ittiba’ mereka kepada syari’at-Nya yang bijaksana, di mana di dalam hal itu terdapat kecukupan dan kelapangan bagi mereka. Allah melapangkan dada mereka untuk hal itu sehingga mereka dicintai oleh setiap mu’min yang mencintai syari’at Allah dan dibenci oleh setiap orang kafir, setiap orang munafiq, dan setiap orang yang di dalam dirinya ada sifat kemunafikan atau kebencian terhadap sesuatu dari hukum-hukum syari’at Allah Ta’ala, sehingga dengan sebab itu orang-orang itu menuduh mereka dengan banyak tuduhan yang semuanya adalah tuduhan batil lagi tertolak lagi tidak berdasar, seperti tuduhan bahwa Daulah itu ghuluw, khawarij, berlebih-lebihan di dalam takfier serta tuduhan lainnya, yang biasa dilontarkan oleh orang-orang kafir dan antek-antek mereka. Dan seandainya Daulah itu seperti apa yang dituduhkan, tentulah tidak akan ditazkiyah oleh para syaikh mujahidin dan tidak akan ditazkiyah oleh para panglima mujahidin yang ada di tsughur, dan statemen-statemen mereka masih terus mengalir dengan banyak di dalam memuji Daulah ini dengan karunia Allah dan nikmat-Nya:
Dan rahasia ketiga dari rahasia-rahasia kekuatan Daulah ini dengan karunia Allah adalah, keseriusannya untuk bersikap terbuka di hadapan umat islam seluruhnya, seraya merealisasikan perintah syari’at dan membuang jauh-jauh Undang-Undang produk barat yang kafir, PBB nya kafir dan batasan Sykes Picot yang dibuat untuk memecah belah ukhuwwah aqidah, di mana Daulah telah bergegas untuk menolong penduduk Syam dengan cabangnya (Jabhah Nushrah) pada langkah pertama, sebagaimana yang telah kami sebutkan. Kemudian tatkala terjadi penyempalan Al Jaulaniy dari Amir-nya Al Baghdadiy dan pencopotan terhadap bai’atnya kemudian keterjatuhannya di dalam sikap membantu musuh-musuh Daulah dalam memerangi Daulah, maka wajib atas Daulah untuk menggantikan kekosongan yang disebabkan oleh si pengingkari kebaikan (Al Jaulaniy) dengan sebab penyempalannya dan pengubahannya terhadap haluan jihad di Syam dari arah tujuannya dan kompasnya, maka Daulah dengan langkah terarah lagi bijak melakukan pelebaran ke Syam, dan inilah ia hari ini dan sampai besok dengan izin Allah Ta’ala tetap eksis (Baqiyah) di Syam menguasai wilayah yang luas dari negeri Syam di Raqqah, Halb dan tempat lainnya, walaupun semua musuh bersekongkol dalam memerangi dan menyerangnya dengan berbagai sebab yang beragam.
Dan ini menggiring kita kepada rahasia keempat dari rahasia-rahasia kekuatan Daulah, yaitu peneguhan Allah terhadap Daulah baik para komandan maupun para prajurit walaupun konspirasi besar musuh yang tidak ada bandingannya terhadapnya, baik di Iraq maupun di Syam dalam level yang sama, karena sesungguhnya orang mu’min yang mengamati lagi mencari Al Haq maka dia pasti mengetahui bahwa keteguhan yang mencengangkan ini di hadapan ribuan bala tentara rezim pemerintah di Iraq dan Syam ditambah dengan pasukan besar dari kalangan Shahawat pengkhianat di dua negeri itu, juga ditambah jumlah besar dari kalangan prajurit-prajurit yang tertipu atau tersesatkan seperti banyak dari prajurit Al Jaulaniy dan para pengikutnya, serta ditambah dengan sokongan dana dan militer yang tidak ada bandingannya dari Amerika dan para thaghut arab bagi setiap pihak yang komitmen untuk memerangi Daulah, (dan hal ini dibuktikan dengan banyak data valid), di samping itu juga serangan (media) kotor untuk mensetankan Daulah Islamiyyah di dalam media masa barat dan arab secara keseluruhan, dan pencitraan Daulah bahwa ia itu sekumpulan dari ghulat dan khawarij, juga dengan dukungan para syaikh penguasa atau Sururiyyah dan Jamiyyah (Salafiy Maz’um) di Jazirah Arab, Syam dan tempat lainnya. Dan walaupun dengan segala serangan gencar lagi kotor ini, maka sesungguhnya impian mereka semua di dalam “menghabisi” Daulah dan di dalam mencabutnya sampai ke akar-akarnya dari Syam kemudian dari Iraq itu adalah tidak tercapai sampai saat ini padahal sudah lewat waktu berbulan-bilan dari sejak serangan perdana mereka terhadap Daulah yang saling bersamaan di Iraq dan Syam.. Oh sangat mengherankan.
Dan kami hampir memastikan bahwa seandainya separuh saja dari serangan ini ditujukan kepada kelompok yang sesat atau bid’ah atau ghuluw sebagaimana yang mereka tuduhkan selama ini, maka tentu tidak akan ada dari Allah bantuan, pertolongan dan bimbingan kepadanya, supaya terlaksana penghabisan terhadap jama’ah ini dalam beberapa hari saja, dan semua kita masih teringat bagaimana militer Iraq (zaman Saddam Husen) dengan segala perlengkapannya dan jumlahnya tidak bisa kokoh di hadapan serangan Amerika beberapa pekan saja, sedangkan tidak diragukan bahwa militer Iraq itu adalah termasuk bala tentara thaghut yang tidak didukung oleh kebersamaan Allah, pelurusan-Nya dan pertolongan-Nya, dan begitu juga pada peperangan-peperangan yang telah terjadi antara bala tentara negara-negara arab dulu dengan Israel dan yang lainnya. Karena sesungguhnya umat ini tidak diberikan kemenangan dengan sebab jumlah pasukan dan perlengkapan -sebagaimana apa yang dikatakan oleh Umar radliyallahu ‘anhu- akan tetapi ia diberikan kemenangan dengan sebab ittiba’nya kepada syari’at Allah dan pembelaannya terhadapnya. Dan belum pernah sejarah islam menyaksikan peperangan islam yang mana di dalamnya kaum muslimin mendapatkan kemenangan telak sedangkan jumlah kaum muslimin dan perlengkapan mereka lebih banyak.
Dan atas dasar itu, maka orang muslim yang mengamati kejadian-kejadian yang mencari Al Haq di dalam lautan fitnah yang gelap gulita bertanya-tanya: “Bagaimana bisa bagi Daulah di dalam keganasan serangan yang dhalim terhadapnya, dan dasyatnya kekuatan musuh-musuhnya dan banyaknya jumlah personil dan perlengkapan mereka serta kuatnya sokongan dana kepada musuh-musuh itu dari segenap pemerintahan thaghut dan negara kafir barat, bagaimana bisa bagi Daulah ini untuk tidak terkalahkan dan tidak jatuh padahal realita musuh seperti itu??” Sesungguhnya ia itu demi Allah adalah bimbingan yang tidak ada taranya dari Rabbul Arbab Dan Malikul Muluk, Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dan barangsiapa Allah bersamanya, maka Dia pasti memenangkannya walaupun seluruh umat manusia bersepakat untuk membinasakannya, dan inilah yang kami lihat pembuktiannya secara realita di atas bumi Syam dan Iraq berupa kemenangan-kemenangan yang dicapai Daulah di berbagai tsughur dan front dan pembebasan penjara serta penghancurannya, dan ketegaran yang menakjubkan, apalagi apa yang ditampilkan kepada kita oleh situs-situs internet berupa foto-foto yang mengagumkan bagi Syuhada Daulah Islam, senyuman di raut wajah mereka dan jari telunjuk mengisyaratkan Tauhidullah Ta’ala di saat sakaratul maut dan perpindahan ke hadirat Allah Ta’ala. Saya bertanya kepadamu dengan Nama Allah, apakah ini penutup kehidupan orang yang intima kepada firqah yang bid’ah ghuluw lagi khawarij yang tidak Allah ridloi??
Adapun rahasia terakhir dan penting menurut pandangan saya dari sekian rahasia kekuatan Daulah Islam, maka ia itu adalah merebaknya kecintaan kepadanya, pembelaannya dan loyalitas kepadanya di tengah kaum muslimin, padahal itu dalam kondisi keganasan serangan yang dhalim yang tidak henti-hentinya dilakukan oleh segala media di dalam mensetankan Daulah yang teraniaya ini serta di dalam pembuatan citra yang buruk untuk menjauhkan kaum muslimin darinya, dan serangan media ini juga dibarengi dengan serangan dari kalangan yang membenci Daulah lewat jaringan-jaringan Sosial Media seluruhnya. Dan walaupun dilakukan segala makar buruk itu semuanya, namun faktanya sesungguhnya banyak media masa barat menegaskan bahwa di antara rahasia kekuatan Daulah ini adalah banyaknya para pendukungnya, para pembelanya dan para pecintanya dari kalangan kaum muslimin.
Maka saya bertanya kepadamu dengan Nama Allah, Siapa yang memasukan rasa cinta terhadap Daulah ke dalam hati dan jiwa awam kaum muslimin? Apakah kamu tidak mengetahui bahwa di antara tanda-tanda kecintaan Allah kepada seorang hamba adalah Allah masukan rasa cinta terhadapnya ke dalam hati kaum muslimin, dan qiyaskanlah jama’ah-jama’ah dan kelompok-kelompok kepada hal itu.
Bila Daulah itu dhalim lagi aniaya atau khawarij atau ghuluw tentulah kaum muslimin membencinya tanpa butuh serangan media yang intensif terhadapnya, dan tentu kebencian mereka akan bertambah dengan adanya serangan media terhadapnya. Akan tetapi apa yang kita saksikan adalah sebaliknya, yaitu bertambahnya jumlah orang-orang yang membai’at Daulah dan para pendukungnya di berbagai belahan dunia, serta bermunculannya statemen-statemen pembelaannya dari banyak kaum muslimin dari berbagai belahan timur dan barat bumi, maka ini adalah dalil lain yang menunjukkan bahwa Daulah itu adalah thaifah manshurah yang mendapatkan bimbingan dengan karunia Allah, nikmat-Nya dan pemuliaan-Nya di mana Dia memasukan kecintaan kepada Daulah dan dukungan kepadanya di dalam hati makhluk-makhluk-Nya yang memiliki fithrah yang sehat, dan ia dibenci -dan memang pantas dibenci- oleh orang-orang kafir, orang-orang munafiq dan oleh sekumpulan orang-orang dari kalangan yang disesatkan yang tertipu lagi bodoh. Dan kami di sini tidak men-generalisir bahwa setiap orang yang mengeritik Daulah itu divonis kafir dan munafiq, mana mungkin kami berbuat demikian ma’adzallah (kami berlindung kepada Allah), akan tetapi kami katakan bahwa mayoritas orang-orang yang memeranginya adalah memang orang-orang kafir dan munafiq, namun di antara mereka itu masih ada orang yang mencari Al Haq dan memohon petunjuk dan bashirah kepada Allah, maka kami memohon kepada Allah semoga memberinya hidayah kepada Al Haq. Dan kepada kelompok yang masih bimbang ini kami katakan: Bacalah makalah ini dan istikharah-lah berkali-kali kepada Allah, dan janganlah kamu mendengar tentang Daulah akan tetapi dengarlah darinya dan amatilah keadaan para komandan dan bala tentaranya sebelum kamu menghunuskan senjatamu kepada mereka dan menumpahkan darah mereka sehingga kamu binasa padahal kamu menginginkan keberuntungan sedangkan kamu mengira bahwa kamu ini berbuat baik. Kemudian bila masih tersisa di dadamu sesuatu terhadap Daulah, maka sesungguhnya Daulah itu rela walau kamu tidak membai’atnya dan tidak mendukungnya, akan tetapi tahanlah darinya gangguanmu, lisanmu dan senjatamu, karena siapa tahu ia itu menjadi cikal bakal bagi Daulah Khilafah yang dijanjikan yang mana saya dan kamu mengimaninya dan bahwa ia itu akan tegak tanpa bisa ditolak lagi dengan kejayaan orang yang jaya dan kehinaan orang yang hina. Maka apa yang akan kamu katakan kepada Rabb-mu bila Dia bertanya kepadamu tentang sikapmu memerangi bala tentara yang berupaya meninggikan kalimat-Nya dan beramal untuk mengembalikan Daulah Khilafah Islamiyyah? Maka siapkan jawaban untuk hari itu atau jaga lisanmu dan senjatamu dari pertarungan ini sampai debu peperangan ini lenyap menyingkap orang yang di atas Al Haq dari orang yang di atas Al Bathil.
Walhamdulillahi Rabbil ‘Alamin.
Ditulis: Oleh Abu Al Mu’tashim Khabbab.
Penterjemah berkata: Selesai dialihbahasakan pada tanggal 18 Jumada Al Ula 1435H oleh Abu Sulaiman Al Arkhabiliy di LP Kembang Kuning Nusakambangan.
Sumber : millahibrahim.wordpress.com